Pada hari Selasa minggu ini, harga emas internasional mengalami kenaikan signifikan setelah mantan Presiden AS Donald Trump memberikan wawancara, di mana harga emas sempat meroket hampir 30 dolar, melampaui batas 3380 dolar. Wawancara ini menarik perhatian luas pasar, terutama mengenai perubahan personel di Federal Reserve dan kebijakan perdagangan.
Trump mengungkapkan empat calon potensial untuk kursi ketua Federal Reserve dalam sebuah wawancara, yang perlu dicatat adalah bahwa Menteri Keuangan AS saat ini dikecualikan. Dia juga menyatakan bahwa akan mengumumkan kebijakan tarif terhadap semikonduktor dan obat-obatan minggu depan, dan memperingatkan kemungkinan peningkatan tarif terhadap barang-barang India dalam waktu 24 jam. Selain itu, dia juga menyebutkan bahwa jika Uni Eropa tidak memenuhi kewajiban terkait, mungkin akan memberlakukan tarif sebesar 35% terhadap Uni Eropa.
Setelah laporan ketenagakerjaan yang lemah dirilis pada hari Jumat lalu, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) meningkat secara signifikan. Para trader umumnya percaya bahwa kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan bulan depan mencapai 93%, dan diperkirakan akan ada setidaknya dua kali penurunan sebesar 25 basis poin tahun ini. Ekspektasi ini semakin mendorong harga emas, karena lingkungan suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.
Analis komoditas UBS Giovanni Staunovo menunjukkan bahwa pergerakan harga emas di masa depan mungkin dipengaruhi oleh data ekonomi AS dan penunjukan pejabat baru oleh Federal Reserve. Pasar sangat memperhatikan siapa yang akan ditunjuk Trump sebagai anggota dewan Federal Reserve berikutnya, yang mungkin menyangkut masalah suksesi Ketua Federal Reserve saat ini, Powell.
Tindakan Trump untuk memecat kepala Biro Statistik Tenaga Kerja setelah laporan pekerjaan yang lemah dirilis, ditambah dengan berita tentang penunjukan anggota baru Dewan Federal Reserve, semakin meningkatkan ketidakpastian di pasar. Selama ini, emas dianggap sebagai aset pelindung di masa ketidakpastian politik dan ekonomi, dan seringkali tampil baik dalam lingkungan suku bunga yang rendah.
Analis pasar senior OANDA, Kelvin Wong, juga memberikan pandangannya tentang situasi saat ini, berpendapat bahwa faktor-faktor ini secara bersama-sama mendorong kenaikan harga emas. Seiring dengan terus berkembangnya situasi ekonomi dan politik global, para investor akan terus memantau pergerakan pasar emas.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pada hari Selasa minggu ini, harga emas internasional mengalami kenaikan signifikan setelah mantan Presiden AS Donald Trump memberikan wawancara, di mana harga emas sempat meroket hampir 30 dolar, melampaui batas 3380 dolar. Wawancara ini menarik perhatian luas pasar, terutama mengenai perubahan personel di Federal Reserve dan kebijakan perdagangan.
Trump mengungkapkan empat calon potensial untuk kursi ketua Federal Reserve dalam sebuah wawancara, yang perlu dicatat adalah bahwa Menteri Keuangan AS saat ini dikecualikan. Dia juga menyatakan bahwa akan mengumumkan kebijakan tarif terhadap semikonduktor dan obat-obatan minggu depan, dan memperingatkan kemungkinan peningkatan tarif terhadap barang-barang India dalam waktu 24 jam. Selain itu, dia juga menyebutkan bahwa jika Uni Eropa tidak memenuhi kewajiban terkait, mungkin akan memberlakukan tarif sebesar 35% terhadap Uni Eropa.
Setelah laporan ketenagakerjaan yang lemah dirilis pada hari Jumat lalu, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) meningkat secara signifikan. Para trader umumnya percaya bahwa kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga acuan pada pertemuan bulan depan mencapai 93%, dan diperkirakan akan ada setidaknya dua kali penurunan sebesar 25 basis poin tahun ini. Ekspektasi ini semakin mendorong harga emas, karena lingkungan suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.
Analis komoditas UBS Giovanni Staunovo menunjukkan bahwa pergerakan harga emas di masa depan mungkin dipengaruhi oleh data ekonomi AS dan penunjukan pejabat baru oleh Federal Reserve. Pasar sangat memperhatikan siapa yang akan ditunjuk Trump sebagai anggota dewan Federal Reserve berikutnya, yang mungkin menyangkut masalah suksesi Ketua Federal Reserve saat ini, Powell.
Tindakan Trump untuk memecat kepala Biro Statistik Tenaga Kerja setelah laporan pekerjaan yang lemah dirilis, ditambah dengan berita tentang penunjukan anggota baru Dewan Federal Reserve, semakin meningkatkan ketidakpastian di pasar. Selama ini, emas dianggap sebagai aset pelindung di masa ketidakpastian politik dan ekonomi, dan seringkali tampil baik dalam lingkungan suku bunga yang rendah.
Analis pasar senior OANDA, Kelvin Wong, juga memberikan pandangannya tentang situasi saat ini, berpendapat bahwa faktor-faktor ini secara bersama-sama mendorong kenaikan harga emas. Seiring dengan terus berkembangnya situasi ekonomi dan politik global, para investor akan terus memantau pergerakan pasar emas.