Mari kita bicara soal BNB. Token yang satu ini seperti anak orang kaya yang suka ugal-ugalan di jalan raya, ditilang berkali-kali, tapi entah kenapa tetap bisa beli mobil baru tiap bulan.
Dulu, BNB diciptakan dengan niat sederhana: kasih diskon buat trader di Binance. Seperti kartu member Alfamart, bedanya yang ini bisa naik 2000% nilainya. Tapi seiring waktu, BNB berkembang. Ia sekarang jadi token serba bisa, dari bayar gas fee di Binance Smart Chain, ikut IEO, staking, sampai ngisi saldo kartu debit. Pokoknya multifungsi. Kalau dia manusia, dia sudah daftar jadi anggota DPR, nyalon wali kota, dan buka usaha kopi kekinian sekaligus.
Tapi di balik semua itu, BNB punya satu hobi rahasia: dikira sekuritas oleh SEC.
Ya, sejak 2023, SEC (Securities and Exchange Commission) Amerika mulai menyebut BNB sebagai "unregistered security" — alias koin yang dijual seperti saham tapi enggak izin dulu ke pemerintah. Ini seperti buka klinik sunat tapi enggak punya STR. Tetap laris, tapi ya siap-siap disegel.
Lalu apa dampaknya?
Lucunya, hampir tidak ada. Binance sempat goyang, tapi investor tetap masuk. BNB masih dipakai. Bahkan Binance terus menjalankan program burn token, seolah-olah bilang ke regulator: “Kami tidak daftar, tapi kami bakar. Selesai kan?”
Dalam skema besar ini, Binance seolah jadi negara sendiri. Mereka punya ekosistem: exchange, blockchain, DeFi, NFT, bahkan kampus crypto sendiri. Dan BNB adalah mata uang resminya. Jadi, waktu SEC marah-marah, BNB hanya senyum sambil minum kopi di Bali.
Masalah makin dramatis waktu CZ, sang pendiri Binance, akhirnya mundur setelah dikejar regulator AS. Tapi tenang saja, seperti film Bollywood, tokoh utamanya mundur, tapi cerita cintanya tetap lanjut. Binance ganti CEO, operasional tetap jalan, dan BNB? Masih hidup sehat, meski sedikit cemas tiap kali Amerika batuk.
Jadi, kenapa orang masih suka BNB?
Karena BNB itu seperti mantan toxic yang ganteng, kaya, dan punya koneksi. Kita tahu dia bisa bikin masalah, tapi kita tetap tergoda. Fee murah, ekosistem luas, dan masih rutin kasih reward. Token lain bisa tidur di bawah kolong jembatan, tapi BNB? Dia punya apartemen di 3 chain: BSC, Ethereum (wrapped), dan layer 2 mana pun yang hype.
Dan jangan lupakan satu hal: semua proyek kripto besar pasti pernah disangka ilegal. Tapi yang lolos? Justru makin kuat. BNB adalah contoh paling mewah dari survival ala crypto: dihajar regulasi, digoyang media, ditinggal pendiri, tapi tetap eksis dan bahkan naik pamor.
BNB itu seperti startup yang bikin pesta tiap minggu, disuruh audit keuangan, tapi jawabnya malah: ‘Tenang bro, kita bakar token kok tiap kuartal.’
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
BNB: Si Tersangka Abadi yang Makin Tajir
Mari kita bicara soal BNB. Token yang satu ini seperti anak orang kaya yang suka ugal-ugalan di jalan raya, ditilang berkali-kali, tapi entah kenapa tetap bisa beli mobil baru tiap bulan.
Dulu, BNB diciptakan dengan niat sederhana: kasih diskon buat trader di Binance. Seperti kartu member Alfamart, bedanya yang ini bisa naik 2000% nilainya. Tapi seiring waktu, BNB berkembang. Ia sekarang jadi token serba bisa, dari bayar gas fee di Binance Smart Chain, ikut IEO, staking, sampai ngisi saldo kartu debit. Pokoknya multifungsi. Kalau dia manusia, dia sudah daftar jadi anggota DPR, nyalon wali kota, dan buka usaha kopi kekinian sekaligus.
Tapi di balik semua itu, BNB punya satu hobi rahasia: dikira sekuritas oleh SEC.
Ya, sejak 2023, SEC (Securities and Exchange Commission) Amerika mulai menyebut BNB sebagai "unregistered security" — alias koin yang dijual seperti saham tapi enggak izin dulu ke pemerintah. Ini seperti buka klinik sunat tapi enggak punya STR. Tetap laris, tapi ya siap-siap disegel.
Lalu apa dampaknya?
Lucunya, hampir tidak ada. Binance sempat goyang, tapi investor tetap masuk. BNB masih dipakai. Bahkan Binance terus menjalankan program burn token, seolah-olah bilang ke regulator: “Kami tidak daftar, tapi kami bakar. Selesai kan?”
Dalam skema besar ini, Binance seolah jadi negara sendiri. Mereka punya ekosistem: exchange, blockchain, DeFi, NFT, bahkan kampus crypto sendiri. Dan BNB adalah mata uang resminya. Jadi, waktu SEC marah-marah, BNB hanya senyum sambil minum kopi di Bali.
Masalah makin dramatis waktu CZ, sang pendiri Binance, akhirnya mundur setelah dikejar regulator AS. Tapi tenang saja, seperti film Bollywood, tokoh utamanya mundur, tapi cerita cintanya tetap lanjut. Binance ganti CEO, operasional tetap jalan, dan BNB? Masih hidup sehat, meski sedikit cemas tiap kali Amerika batuk.
Jadi, kenapa orang masih suka BNB?
Karena BNB itu seperti mantan toxic yang ganteng, kaya, dan punya koneksi. Kita tahu dia bisa bikin masalah, tapi kita tetap tergoda. Fee murah, ekosistem luas, dan masih rutin kasih reward. Token lain bisa tidur di bawah kolong jembatan, tapi BNB? Dia punya apartemen di 3 chain: BSC, Ethereum (wrapped), dan layer 2 mana pun yang hype.
Dan jangan lupakan satu hal: semua proyek kripto besar pasti pernah disangka ilegal. Tapi yang lolos? Justru makin kuat. BNB adalah contoh paling mewah dari survival ala crypto: dihajar regulasi, digoyang media, ditinggal pendiri, tapi tetap eksis dan bahkan naik pamor.
BNB itu seperti startup yang bikin pesta tiap minggu, disuruh audit keuangan, tapi jawabnya malah: ‘Tenang bro, kita bakar token kok tiap kuartal.’