VeChain: Koin yang Pernah Kecopetan Tapi Masih Ngelamar Kerja di Dunia Nyata

VeChain itu ibarat anak magang yang dulu sempat dituduh nyolong ATK kantor, tapi sekarang malah jadi manajer logistik. Tahun 2018, dompet mereka sempat kena hack dan kehilangan sekitar 1.1 miliar token VET (dulu nilainya belum kayak sekarang sih, tapi tetap bikin nyeri di hati).
Biasanya, kejadian kayak gitu bikin proyek kripto auto tenggelam seperti mantan yang bikin malu di kondangan. Tapi tidak dengan VeChain — dia bangkit, berdandan rapi, dan bilang: "Gue bukan scam, bro. Gue punya invoice legit!"
VeChain bukan sekadar whitepaper yang lupa di-update sejak 2020. Mereka punya mitra besar, seperti Walmart China, BMW, PwC, bahkan DNV (lembaga sertifikasi internasional).
Koin ini bukan janji surga, tapi malah sibuk nge-track tuna dari laut ke rak minimarket, memastikan si ikan tidak pura-pura fresh padahal udah jalan-jalan di suhu ruang.
Teknologinya? Pakai VeChain ToolChain™, sistem enterprise yang bisa digunakan siapa saja — dari raksasa industri sampai UKM yang jual keripik.
Mereka juga sudah implementasi blockchain dalam pelacakan vaksin COVID-19 di Cina, dan dalam industri fashion mewah untuk deteksi barang palsu.
Sementara koin lain sibuk bikin game P2E yang sepi user, VeChain justru nyambung ke dunia nyata lewat IoT dan NFC chip.
Uniknya, mereka pakai sistem dual token:
VET buat transfer nilai
VTHO buat bayar gas fee
Ini mirip seperti kamu beli mobil (VET) tapi bensinnya pakai VTHO. Efisien? Lumayan. Bingungin? Iya, dikit.
Dan yang bikin ngakak: meski market cap-nya sempat top 20 di masa jayanya, sekarang posisinya jauh dari spotlight. Tapi VeChain cuek.
Dia nggak butuh sorotan Twitter Elon Musk atau campaign “wen moon.” Dia sibuk ngirim supply chain report ke perusahaan beneran.
Karena ya…
VeChain bukan buat yang mau cepat kaya,
tapi buat yang suka blok-blok QR code dan tahu asal-usul daging sapi.