Nilai dan Tantangan Teknologi Web3

Baru-baru ini, kami berdiskusi dengan seorang ahli berpengalaman di industri tentang nilai teknologi Web3 bagi konsumen, bagaimana memahami teknologi ini dengan lebih baik, serta dampaknya terhadap pengembangan produk.

Web3 pada dasarnya adalah sebuah revolusi kepemilikan. Di internet, setiap tindakan kita menghasilkan aset data yang bernilai. Namun, pada era Web2, aset-aset ini seringkali dikendalikan dan dimonetisasi oleh platform, sementara penciptanya tidak mendapat manfaat yang adil. Inti dari Web3 adalah untuk memungkinkan pengguna benar-benar memiliki dan mengendalikan aset digital mereka sendiri, sehingga mengurangi ketergantungan pada perantara dan platform.

Transformasi ini akan secara fundamental mengubah status quo dan mendistribusikan kembali kekuasaan. Di Web3, segalanya berputar di sekitar aset, kepemilikan, dan distribusinya. Dengan memindahkan pengoperasian aset ke dalam kode netral seperti kontrak pintar, kita dapat menciptakan lingkungan ekonomi digital yang lebih adil dan transparan.

Namun, untuk mewujudkan aplikasi Web3 secara besar-besaran, masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Tugas utama adalah menyediakan pengalaman produk yang lebih baik, sehingga pengguna biasa dapat merasakan keuntungan desentralisasi secara nyata. Kita perlu menunjukkan manfaat nyata yang bisa didapat pengguna tanpa adanya lembaga perantara yang memungut pajak.

Selain kontrol aset, Web3 juga dapat memberikan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi bagi pengguna. Dalam konteks saat ini di mana terdapat sikap skeptis yang umum terhadap berbagai institusi, kontrak pintar yang transparan dan dapat diandalkan mungkin menjadi kunci untuk membangun kembali kepercayaan. Peralihan kepercayaan ini dapat membawa perubahan mendasar dalam pola perilaku.

Dalam menyampaikan nilai Web3, industri masih perlu melakukan lebih banyak usaha. Banyak orang kesulitan untuk menjelaskan dengan jelas arti sebenarnya dari "memiliki" dan mengapa pengguna biasa harus peduli tentang hal ini. Sementara itu, perilaku buruk dalam industri juga memberikan dampak negatif terhadap Web3.

Bagi pengembang, kuncinya adalah fokus pada perubahan perilaku pengguna, bukan melemparkan kompleksitas kepada konsumen. Mereka perlu memikirkan bagaimana memanfaatkan platform Web3 untuk membangun hubungan langsung dengan pengguna, bagaimana menarik perhatian pengguna dan mengubahnya menjadi penggunaan yang nyata.

Secara keseluruhan, keberhasilan Web3 tidak hanya bergantung pada penyelesaian masalah pengalaman pengguna yang tampak, tetapi yang lebih penting adalah memberikan produk yang benar-benar dapat menyelesaikan masalah pengguna. Pengembang perlu memahami kebutuhan konsumen dengan mendalam dan memikirkan bagaimana mengubah elemen kepercayaan dan kontrol dari model terpusat menjadi proses desentralisasi yang lebih menekankan koordinasi. Ini adalah tantangan terbesar yang dihadapi Web3, dan juga merupakan bidang yang belum sepenuhnya diverifikasi dan direalisasikan.