[Bitu] Menurut laporan, militer Israel menyatakan bahwa dalam operasi "Kekuatan Singa" yang belum pernah terjadi sebelumnya, mereka telah menyerang lebih dari 900 target di dalam wilayah Iran. Angkatan Pertahanan Israel mengklaim bahwa operasi ini mengakibatkan kematian 11 ilmuwan nuklir Iran dan 30 pejabat keamanan senior, termasuk 3 komandan senior.
Selain itu, tindakan ini telah menghancurkan 200 peluncur rudal—dikatakan mewakili setengah dari total peluncur yang dimiliki Iran, dan juga menyerang pangkalan produksi pesawat terbang dan rudal, "dengan demikian menghentikan produksi ribuan rudal baru". Laporan menyatakan belum bisa memverifikasi kebenaran data ini secara independen.
Lihat Asli
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
12 Suka
Hadiah
12
7
Bagikan
Komentar
0/400
CryptoCross-TalkClub
· 7jam yang lalu
Turun 50% kali ini lebih tegas dibandingkan dunia kripto turun.
Lihat AsliBalas0
ShadowStaker
· 06-29 01:13
optimisasi hasil yang brutal, ngl...
Lihat AsliBalas0
NoodlesOrTokens
· 06-27 08:02
Pertarungan ini agak keras, semua hancur.
Lihat AsliBalas0
TokenGuru
· 06-27 08:02
Satu lagi putaran pemotongan darah, para kakak di dunia kripto harap hati-hati dan hargai.
Militer Israel menyatakan telah menyerang lebih dari 900 target di Iran dan menghancurkan setengah dari peluncur rudal.
[Bitu] Menurut laporan, militer Israel menyatakan bahwa dalam operasi "Kekuatan Singa" yang belum pernah terjadi sebelumnya, mereka telah menyerang lebih dari 900 target di dalam wilayah Iran. Angkatan Pertahanan Israel mengklaim bahwa operasi ini mengakibatkan kematian 11 ilmuwan nuklir Iran dan 30 pejabat keamanan senior, termasuk 3 komandan senior.
Selain itu, tindakan ini telah menghancurkan 200 peluncur rudal—dikatakan mewakili setengah dari total peluncur yang dimiliki Iran, dan juga menyerang pangkalan produksi pesawat terbang dan rudal, "dengan demikian menghentikan produksi ribuan rudal baru". Laporan menyatakan belum bisa memverifikasi kebenaran data ini secara independen.