Seorang sarjana pergi ke Beijing untuk ujian untuk ketiga kalinya, tinggal di sebuah penginapan yang sering ia tempati. Dua hari sebelum ujian, ia bermimpi tiga kali. Mimpi pertama adalah ia menanam kubis di dinding, mimpi kedua adalah di hari hujan, ia mengenakan topi caping dan membawa payung, mimpi ketiga adalah ia bermimpi telanjang bersama sepupunya yang dicintainya, tetapi berbaring punggung ke punggung.
Tiga mimpi ini tampaknya memiliki makna yang dalam, sehingga si jenius segera pergi mencari peramal untuk menjelaskan mimpinya. Begitu mendengar, peramal langsung memukul pahanya dan berkata: “Mending kamu pulang saja. Coba pikir, menanam sayuran di atas tembok tinggi kan sia-sia? Menggunakan topi jerami sambil memegang payung kan hanya tindakan yang berlebihan? Berbaring telanjang bersama sepupu di atas satu tempat tidur, tetapi saling membelakangi, bukankah itu tidak ada harapan?”
Ketika si pelajar mendengarnya, dia merasa putus asa dan kembali ke toko untuk mengemas barang-barangnya bersiap pulang. Pemilik toko sangat heran dan bertanya: “Bukankah ujian baru besok? Kenapa kamu sudah pulang ke desa hari ini?”
Siswa tersebut berkata demikian, pemilik toko tertawa: "Oh, saya juga bisa mengartikan mimpi. Saya rasa, kamu harus tetap tinggal kali ini. Coba pikirkan, menanam sayuran di dinding bukan berarti kamu sedang bercocok tanam dengan baik? Mengenakan topi bambu dan membawa payung bukan menunjukkan bahwa kamu telah mempersiapkan diri dengan baik kali ini? Berbaring telanjang bersandar di ranjang dengan sepupu perempuanmu, bukan menunjukkan bahwa saat kamu bangkit sudah dekat?"
Setelah mendengar itu, si cendekiawan merasa lebih beralasan, lalu dengan semangat mengikuti ujian dan ternyata berhasil meraih posisi ketiga.
❤️Pikiran: Orang yang positif, seperti matahari, di mana pun dia bersinar, orang yang negatif, seperti bulan, berbeda antara awal bulan dan pertengahan bulan. Pikiran menentukan kehidupan kita, apa pun jenis pikiran yang kita miliki, itulah masa depan kita.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
GM Selamat berakhir pekan 🙂
Seorang sarjana pergi ke Beijing untuk ujian untuk ketiga kalinya, tinggal di sebuah penginapan yang sering ia tempati. Dua hari sebelum ujian, ia bermimpi tiga kali. Mimpi pertama adalah ia menanam kubis di dinding, mimpi kedua adalah di hari hujan, ia mengenakan topi caping dan membawa payung, mimpi ketiga adalah ia bermimpi telanjang bersama sepupunya yang dicintainya, tetapi berbaring punggung ke punggung.
Tiga mimpi ini tampaknya memiliki makna yang dalam, sehingga si jenius segera pergi mencari peramal untuk menjelaskan mimpinya. Begitu mendengar, peramal langsung memukul pahanya dan berkata: “Mending kamu pulang saja. Coba pikir, menanam sayuran di atas tembok tinggi kan sia-sia? Menggunakan topi jerami sambil memegang payung kan hanya tindakan yang berlebihan? Berbaring telanjang bersama sepupu di atas satu tempat tidur, tetapi saling membelakangi, bukankah itu tidak ada harapan?”
Ketika si pelajar mendengarnya, dia merasa putus asa dan kembali ke toko untuk mengemas barang-barangnya bersiap pulang. Pemilik toko sangat heran dan bertanya: “Bukankah ujian baru besok? Kenapa kamu sudah pulang ke desa hari ini?”
Siswa tersebut berkata demikian, pemilik toko tertawa: "Oh, saya juga bisa mengartikan mimpi. Saya rasa, kamu harus tetap tinggal kali ini. Coba pikirkan, menanam sayuran di dinding bukan berarti kamu sedang bercocok tanam dengan baik? Mengenakan topi bambu dan membawa payung bukan menunjukkan bahwa kamu telah mempersiapkan diri dengan baik kali ini? Berbaring telanjang bersandar di ranjang dengan sepupu perempuanmu, bukan menunjukkan bahwa saat kamu bangkit sudah dekat?"
Setelah mendengar itu, si cendekiawan merasa lebih beralasan, lalu dengan semangat mengikuti ujian dan ternyata berhasil meraih posisi ketiga.
❤️Pikiran: Orang yang positif, seperti matahari, di mana pun dia bersinar, orang yang negatif, seperti bulan, berbeda antara awal bulan dan pertengahan bulan. Pikiran menentukan kehidupan kita, apa pun jenis pikiran yang kita miliki, itulah masa depan kita.