Merefleksikan sejarah dunia kripto selama 10 tahun ini, bagaimana pendapat Anda tentang Bitcoin?

Dari sudut pandang teknologi, Bitcoin tidak memiliki kebaikan atau keburukan, tidak ada kebaikan atau kejahatan, tidak ada keindahan atau keburukan, itu hanya sebuah program, sebuah algoritma, sekumpulan kode misterius yang tersembunyi di internet.
Dari sudut pandang kemanusiaan, Bitcoin adalah perpaduan antara individualisme, liberalisme, dan determinisme teknologi; ini adalah harapan para jenius teknologi dan orang-orang gila untuk mewujudkan keadaan tanpa pemerintahan dan masyarakat utopis.
Namun, seberapa besar pun cita-cita, tetap harus menghadapi gravitasi realitas.
Bagi para liberal, Bitcoin adalah cita-cita besar kemajuan manusia.
Dan bagi orang-orang yang tidak tertarik pada teknologi dan hanya ingin menghasilkan uang, Bitcoin hanyalah alat untuk menciptakan kekayaan.
Bitcoin karena kurangnya regulasi, selalu dipenuhi dengan fluktuasi besar, dan selalu ada mitos kekayaan, akibat bias penyintas, orang hanya akan memperhatikan mereka yang menghasilkan uang.
Ketika seseorang pamer di lingkaran teman: "Tanpa sengaja saya kembali mendapatkan 1 miliar."
Ketika seseorang mengambil foto setir yang menunjukkan setengah logo Maserati, ditambah dengan "Tuhan tidak mengecewakan orang yang berusaha."
Ketika lebih banyak orang memamerkan sekelompok model muda di atas yacht.
Siapa yang bisa menahan keinginannya?
Sebagai manusia, kita memiliki keinginan, dan Bitcoin, justru bisa membangkitkan nafsu serakah yang paling dalam dalam hati manusia, kamu tidak bisa menahan diri, aku juga tidak bisa menahan diri.
Pendiri Bi Xu Wang, Luo Jinhai, pernah memberikan sebuah perumpamaan yang sangat menggambarkan:
Bitcoin adalah cincin ajaib yang menguasai semua cincin, yang membujuk pikiran. Mereka yang mengenakan cincin tersebut akhirnya menjadi budak Sang Penguasa Sauron.
Dan dalam kenyataannya, mereka yang mengenakan cincin Bitcoin, kecuali memiliki kekuatan batin yang sangat kuat, sebagian besar orang akan menjadi budak dari cincin ajaib ini.
Bitcoin sebagai teknologi yang diciptakan oleh "anarkis kripto" adalah netral, tetapi ketika teknologi dan kenyataan digabungkan, akan menghadapi sifat manusia yang sulit dipecahkan, yang pasti akan menimbulkan masalah.
Satoshi Nakamoto dapat menghasilkan satu-satunya nilai hash dari 440 juta triliun, tetapi tidak dapat menghitung kegilaan manusia.
Ketika keserakahan dalam kemanusiaan membengkokkan sesuatu yang seharusnya netral, hal itu sendiri sudah tidak penting lagi. Dulu ada bunga tulip, sekarang ada Bitcoin. Baik bunga tulip maupun Bitcoin tidak salah, yang salah hanyalah kemanusiaan.
Jadi, ketika sifat manusia tidak dapat menahan umpan balik negatif dari teknologi, intervensi regulasi sangat diperlukan.
Bagaimanapun, Bitcoin tidak dapat mengatasi kelaparan, tidak dapat beredar, dan tidak ada titik jangkar mata uang di baliknya, selain menghabiskan energi dalam jumlah besar untuk menciptakan mitos kekayaan, yang hanya membawa lebih banyak bencana.
Mengapa orang Tionghoa begitu antusias terhadap dunia kripto?
Mengapa 70% dari Bitcoin di dunia ditambang oleh orang Tionghoa?
Mengapa orang Tionghoa mengendalikan 50% pasar Bitcoin di dunia dan sebagian besar platform perdagangan?
Lihatlah kisah para tokoh dunia kripto yang sekejap terbang melewati puncak gunung, tetapi sekejap kemudian jatuh dari takhta. Mungkin di dalam hati kita, akan ada jawabannya.
Jangan menguji kemanusiaan dengan Bitcoin, kemanusiaan tidak akan pernah tahan terhadap ujian.